perjalanan cemas. tak ada burung tebarkan peta,
kepak pun tidak. horison merah. ladang gandum merah.
"belulang ini, jangan kaukerkah." kita sudah janji
pada kematian: ia akan mencakar wajah
dan ucapkan selamat tinggal
bumi tempat berpijak
jejakkan langkah ke langit tanpa watas.
apa kematian mesti dikekalkan? jangan lalai
mencumbu hidup: susu segar, puisi lindap, wajah bocah
tak mau dusta. dan angin tak mesti ditafsirkan. tunggu.
di kelok sungai
wajahmu hanyut oleh usia. roti pagi belum dihabiskan.
toh kita perlu mengembara: membacai air teh, liang runtuh,
guru pincang, dan pertanyaan tentang surga atau neraka
di desa terpencil ini?!
labirin jalan kampung menuju kita: kalau mau mengulurkan
tangan pada desah napas tetangga, kematian adalah perpisahan
dengan hidup yang cemas. dengan debu yang bergegas.
~Waktu~
~Taqwim~

~Berushalah~
~Mari Berbual~
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment